Elegi Sang Petarung
Kisah ini berawal dari Desember 2004.
Kala itu saya bersama rekan-rekan akan melakukan sebuah perjalanan ke suatu tempat. Atau tepatnya jika dikatakan sebuah perjalanan penugasan ke sebuah daerah.
Tatkala akan berangkat,seorang istri dari rekan datang kepadaku dan berkata: "Ito,titip suamiku ya,tolong dijaga.Anak-anakku masih kecil-kecil,apalagi ito tau nih yang bungsu baru beberapa hari"ujarnya. Saya hanya menjawab: " Ya, tapi tolong doakan juga kami agar dalam penugasan ini kami tetap sehat dan dapat kembali dengan selamat semua. Kesedihan tampak diraut wajahnya. Tiba pada waktu yang ditentukan saya dan rombongan berangkat.
Beberapa bulan berlalu.....
"Apa...yang benar aja kalo ngomong",ujarku menjawab pembicaraan rekan yang ada di suatu tempat yang sedang berbicara denganku melalui pesawat radio. Namun dengan tak kalah sengitnya rekanku yang diseberang sana juga berkata:"Ini benar,saat ini dia sedang dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan. Setelah tanya sana-sini akhirnya pembicaraan kami selesai. Tubuhku terasa lemas,serasa telah ditimpa beban beribu-ribu kilogram. Saya hanya dapat berdoa,"Tuhan,tolonglah rekanku ini.Selamatkanlah dia!!!
Tergiang di telingaku kata-kata istri dari rekanku ini kala hendak berangkat.Terbayang juga bagaimana anak-anaknya yang masih kecil-kecil.Tak terasa airmata ini menetes.
Manusia hanya dapat berencana...manusia hanya dapat berharap...Tiada yang dapat melawan kekuasaan Tuhan. Pada tanggal 10 Januari 2005,seorang rekanku...sahabatku...saudaraku...telah dipanggil oleh Sang Pencipta untuk selama-lamanya setelah mengalami perawatan di RS.Gleaneagles-Medan. Dia dikebumikan di tempat kelahirannya di daerah Sibolga dengan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Ini merupakan kejadian yang takkan pernah terlupakan bagiku. Saat kembali dari penugasan,istri rekanku tersebut datang menyambut sambil menangis dengan histeris didampingi kedua anaknya. Tiada kata yang dapat terucap. Ku hanya diam membisu. Setelah tangisnya reda baru saya berkata:"Ito,maafkan saya...semua telah terjadi dan saya harap ito tabah dan sabar dalam menghadapi semua cobaan ini. Hanya isak tangis yang terdengar.
Dalam hati ku berdoa " Tuhan,berikanlah rekanku ini tempat yang layak disisiMu dan biarlah anak dan istrinya tabah dan selalu hanya mengandalkan Engkau saja. Amin!!!
( 1 Petrus 5 : 7 "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar